Akhirnya rampung juga album ketiga dari Gracehowl(atau
keenam kalau rilisan album sebelum yang re-issue ikut dihitung). Euphorical
Essence, kali ini tampil dengan wajah baru, dan kali ini menjadi hanya 10 track
dari yang sebelumnya ada 13.
Jujur, gue sendiri sangat suka kalau ada band atau label
yang membebas unduhkan rilisannya. Bukannya karna gue doyan gratisan sih(siapa
sih yang gak doyan gratis?), tapi lebih ke alasan keinginan mereka untuk
berbagi. Bukan karena baik hati, banyak duit, atau event akhir tahun yang
menggratiskan musik mereka untuk diunduh ataupun untuk sekedar free streaming.
Tapi gue yakin, kalaupun para pendengar suka dan serius dengan lagu/album
tersebut, mereka pasti juga beli rilisan entah fisik atau sekedar link/kode
download album digitalnya. Dan terpujilah musisi yang menyisipkan bonus track dan atau sekedar membagian lirik hanya untuk yang membeli album mereka sebagai apresiasi.
Gracehowl, yang dalam pengenalan lagu-lagu mereka bisa
dibilang diawali dengan konsep free streaming bahkan free download. Kali ini
merilis sebuah album reissue dari album yang sebelumnya pernah mereka rilis di
tahun 2015.
Banyak perubahan lirik dan improvisasi yang ada dalam album
reissue ini, menjadikan album lebih ramai dan tentunya mastering lagu yang gue
rasain lebih tebel. Lagu yang paling banyak perubahan mungkin Eternal Light,
yang sebelumnya dibawakan secara full band, sekarang menjadi akustik. Ya,
sedikit klise memang menyisipkan satu lagu akustik di album poppunk atau
melodic. Dan disini terlihat peran penataan urutan lagu yang cukup bagus
menurut gue buat naruh lagu Sidewalk of The Road setelah Eternal Light, sebuah
lagu yang diawali dengan akustik dan berlanjut ngebut di sisa tigaperempat
lagu. Dan sebuah penutup yang cukup bagus dari lagu Messy, yang sebelumnya
berjudul Sammy Moshpit. Sebuah lagu yang enak buat joget-joget mencak-mencak,
hahahaha.
Beberapa bagian dari album ini ngingetin gue ama albumnya
Rejected Kids, Home. Ya, ini sebuah album ngebut namun tak jarang berubah kalem
ditengah lagu dan terkadang diisi juga dengan petikan gitar akustik yang
menambah “renyah” melodi lagu tersebut. Dan buat seseorang yang ngikutin nih
band kayak gue, ataupun yang suka band semacam Totalfat, Wanima dan band-band
dari Pizza of Death lainnya, album ini sangat layak masuk list tahunan kalian.
Dan... ya, album ini tetap menjadi album melodic jejepangan Indonesia favorit gue.
Kabarnya sih bentar lagi giliran album reissue The Secondary Miracle yang bakal dirilis, dan berlanjut ke materi baru. Jadi gak sabar bakal seperti apa jadinya. Kalian bisa dengerin albumnya dibawah.